Namun, pada bayi laki-laki itu ternyata berkembang pula penis yang lebih lunak atau belum tumbuh sempurna yang melekat di kedua penisnya sehingga disebut memiliki tiga penis. Bayi itu pun hanya bisa buang air kecil melalui satu penis saja. Meski begitu, dua dari tiga penisnya memiliki jaringan ereksi.
Tak hanya itu, dokter juga tak menemukan anus pada bayi tersebut. Kondisi tersebut membuat bayi mungil itu terpaksa menjalani kolostomi, yakni dokter menyayat bagian perut untuk mengeluarkan kotoran melalui tabung.
Bulan lalu, bayi laki-laki yang kini berusia 2 tahun itu pun juga menjalani operasi untuk penisnya di Rumah Sakit Sion, Mumbai, India. “Kedua penis yang berfungsi disatukan dengan dibalut kulit di sekitarnya,” ujar dokter ahli bedah anak Vishesh Dixit.
Kemudian, tim dokter juga membentuk anus melalui rektrum balita tersebut agar bisa membuang kotoran secara normal. Pada akhir Agustus nanti, operasi kedua dilakukan untuk menutup sayatan di perutnya akibat tindakan kolostomi sebelumnya.
Operasi penis sendiri berlangsung sukses selama 6 jam. Menurut tim dokter, kesuburan balita ini tak akan terganggu saat dewasa nanti dan tetap bisa berhubungan seksual. Keluarganya berharap, anak laki-lakinya bisa hidup dengan normal.
Berdasarkan data Iran Journal of Pediatri, Difalia merupakan penyakit langka yang hanya terjadi satu diantara 6.000.000 kelahiran. Kondisi tidak normal tersebut bisa berkembang sejak bayi masih dalam kandungan. Kondisi difalia pun biasanya disertai dengan kelainan bawaan lainnya. Dalam literatur medis sejak 1609, hanya terdapat 100 kasus atau lebih di seluruh dunia.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »